Lingkungan Ekonomi Bisnis
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi
fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi
surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun
di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Pembagian Jenis Lingkungan
Pada hakikatnya, lingkungan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu lingkungan biotik dan lingkungan nonbiotik (fisik). Supardi (1985:2) menjelaskan pembagian sebagai berikut.
A. Lingkungan Biotik
Lingkungan biotik ialah semua benda hidup yang ada di
sekitar individu, baik manusia, hewan, dan tumbuhan. Tiap unsur ini
berinteraksi satu sama lainnya. Sebagai contoh, kambing akan memakan
tumbuhan berupa rerumputan untuk mempertahankan hidupnya, selanjutnya
kambing akan dimakan oleh manusia sebagai konsumsi protein hewani. Lalu
manusia akan mengeluarkan sisa pencernaan berupa kotoran yang akan
menyuburkan rerumputan tersebut.
Lingkungan ini selalu mengalami perubahan, baik
secara tiba- tiba maupun perlahan-lahan. Perubahan ini berhubungan erat
dengan ekosistemnya yang mempunyai stabilitas tertentu. Sebagai contoh
hutan di daerah tropis yang mengandung begitu banyak ragam
tumbuh-tumbuhan dan hewan di dalamnya, walaupun tanpa perawatan tetap
akan dapat mempertahankan stabilitas kehidupan. Sebaliknya, sawah atau
ladang yang hanya terdiri dari beberapa stabilitas yang kecil, artinya
tanpa perawatan stabilitasnya akan terganggu.
B. Lingkungan Nonbiotik (fisik)
Lingkungan ini adalah segala benda mati dan keadaan
fisik yang ada di sekitar kita, misalnya sinar matahari, suhu dan
kelembapan, batu-batuan, tanah mineral, air, udara dan lain-lain.
Komponen atau kelompok lingkungan nonbiotik saling
berinteraksi satu sama lainnya sebagai contoh apabila di suatu wilayah
kekurangan suplai sinar matahari, maka di daerah tersebut akan
mendapatkan kelembapan yang tinggi. Akibatnya, suhu di wilayah tersebut
menjadi rendah. Komponen lingkungan fisik juga akan berinteraksi dengan
lingkungan biotik, misalnya manusia dalam bercocok tanam akan selalu
memupuk tanahnya agar tanaman tersebut hidup subur, apabila curah hujan
kurang akan memberikan pengaruh terhadap persediaan air bagi manusia,
hewan, dan tumbuhan.
Berdasarkan campur tangan manusia, lingkungan terbagi menjadi tiga, yaitu:
1) Lingkungan Hidup Alami
Lingkungan hidup alami adalah lingkungan hidup yang
belum terkena campur tangan manusia atau mengalami modifikasi oleh
manusia. Dalam lingkungan seperti ini, manusialah yang melakukan
adaptasi sepenuhnya, disesuaikan dengan keadaan alam. Lingkungan yang
belum dimodifikasi oleh manusia itu memiliki kecenderungan mantap dan
seimbang.
2) Lingkungan Hidup Binaan
Lingkungan hidup binaan adalah lingkungan hidup yang
dikelola, dimodifikasi, dibentuk dan ditentukan keadaannya oleh manusia
dengan menggunakan daya nalar, akar, budi, ilmu dan teknologi serta
sistem sosial, budaya, dan ekonomi. Tujuan dibentuknya lingkungan hidup
binaan adalah efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan oleh manusia. Karakteristik dari lingkungan ini adalah
menonjolnya dampak teknologi dan budaya, keadaan lingkungan cenderung
tidak mantap (perlu adanya subsidi energi) akibat adanya aktivitas
manusia, komponen biotik dan nonbiotik cenderung tidak seimbang atau
labil. Contoh lingkungan hidup binaan adalah daerah pertanian, dan
peternakan.
3) Lingkungan Hidup Sosial
Lingkungan hidup sosial merupakan kesatuan ruang
dengan sejumlah manusia yang hidup berkelompok sesuai dengan suatu
keteraturan sosial dan kebudayaan bersama.
Pengertian ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos) yang berarti "peraturan, aturan, hukum". Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi, dan data dalam bekerja.
Kata "ekonomi" merupakan kata serapan dari bahasa Yunani Kuno οἰκονόμος yang bermakna "pengelolaan rumah tangga".[1] Kata ini merupakan gabungan dari dua kata, yaitu οἶκος ("rumah") and νέμω ("pengelolaan; distribusi").[1] Kata ini tercatat pertama kali digunakan pada karya yang dibuat oleh sebuah gereja pada tahun 1440 untuk menggambarkan sistem pengelolaan atau administrasi.[1] Makna ekonomi yang banyak digunakan saat ini, yaitu ekonomi sebagai sebuah sistem yang digunakan di sebuah negara atau wilayah, baru berkembang pada abad ke-19 atau ke-20.[1]
Ilmu ekonomi
Ekonomi banyak dibahas dalam sebuah ilmu khusus yang dikenal dengan nama ilmu ekonomi, yang di dalamnya mencakup sosiologi. sejarah, antropologi, dan geografi. Beberapa bagian ekonomi yang berupa ilmu terapan seperti produksi, distribusi, perdagangan, dan konsumsi juga dibahas dalam ilmu lain seperti ilmu teknik, manajemen, administrasi bisnis, sains terapan, dan keuangan.
Ada banyak sektor dalam ekonomi, yang kemudian dikelompokkan menjadi
tiga sektor utama yaitu sektor primer, sektor sekunder, dan, dan sektor
tersier.
Tindakan, Motif dan Prinsip Ekonomi
Tindakan Ekonomi
Tindakan ekonomi adalah sebuah istilah yang mengacu pada setiap usaha
manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling baik, dan paling
menguntungkan. misalnya: Ibu memasak dengan kayu bakar karena harga
minyak tanah sangat mahal. Tindakan ekonomi terdiri atas dua aspek,
yaitu :
- Tindakan ekonomi Rasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan, dan kenyataannya demikian.
- Tindakan ekonomi Irrasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan namun kenyataannya tidak demikian.
Motif Ekonomi
Motif ekonomi adalah alasan ataupun tujuan seseorang sehingga
seseorang itu melakukan tindakan ekonomi. Motif ekonomi terbagi dalam
dua aspek:
- Motif Intrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tindakan ekonomi atas kemauan sendiri.
- Motif ekstrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tindakan ekonomi atas dorongan orang lain.
- Motif memenuhi kebutuhan
- Motif memperoleh keuntungan
- Motif memperoleh penghargaan
- Motif memperoleh kekuasaan
- Motif sosial / menolong sesama
Prinsip Ekonomi
Prinsip ekonomi merupakan pedoman untuk melakukan tindakan ekonomi yang didalamnya terkandung asas dengan pengorbanan tertentu diperoleh hasil yang maksimal. Prinsip ekonomi adalah dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil tertentu, atau dengan pengorbanan tertentu untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin
Pengertian bisnis
Dalam dunia bisnis, kegiatan yang
dilakukan oleh para pengusahanya secara mayoritas berprospek pada
keuntungan atau laba yang akan mereka dapat dari proses transaksi baik
barang ataupun jasa yang mereka jual. Namun secara akademis, beberapa
pengertian bisnis bisa di intropeksikan berbeda-beda sesuai dengan
pandangan, pemahaman ataupun pengalaman yang didapat oleh para
pendefinisinya.
Secara global, definisi bisnis dapat
kita ambil dari beberapa penjabaran oleh para ahli, dan berikut ini
merupakan pengertian bisnis:
Pengertian Bisnis
Menurut Musselman
Pengertian bisnis menurut Musselman
adalah keseluruhan dari segala aktivitas yang diorganisir oleh orang
yang tidak berurusan dibidang industri dan peniagaan yang menyediakan
barang dan jasa agar bisa terpenuhinya suatu kebutuhan dalam perbaikan
kualitas hidup.
Menurut Owen
Pengertian bisnis menurut owen ialah
sebuah perusahaan yang berhubungan dengan produksi dan distribusi
barang-barang yang barang tersebut nantinya akan dijual ke pasar atau
dengan memberikan harga yang sesuai dengan jasanya.
Menurut Hooper
Bisnis adalah keseluruhan yang
lengkap pada berbagai bidang seperti industri dan penjualan, industri
dasar, industri manufaktur dan jaringan, distribusi, perbankan,
transportasi, insuransi dan lain-lain yang secara keseluruhan melayani
dan memasuki dunia bisnis secara menyeluruh.
Tujuan Bisnis
Selain pengertian bisnis, secara umum mungkin kita
bisa mengatakan bahwa tujuan menjalankan sebuah bisnis ialah untuk
mendapatkan keuntungan yang melebihi modal produksi, namun tujuan dari
bisnis bukan hanya tentang hal tersebut saja, beberapa tujuan bisnis
antara lain:
- Untuk mendapatkan Profit (keuntungan)
- Untuk menyediakan lapangan kerja
- Pengadaan barang atau jasa
- Untuk meningkatkan kesejahteraan bagi pemilik kantor serta masyarakat
- Eksistensi sebuah perusahaan dalam jangka waktu yang lama
- Kemajuan dan pertumbuhan gaya hidup
- Prestise dan prestasi
- Penyaluran skill atau hobi dalam bisnis
- Sebagai salah satu media silahturahmi
Dari beberapa penjelasan tujuan
diatas, bisa disimpulkan bahwa kegiatan bisnis bukan hanya memberikan
keuntungan bagi owner semata, namu8n juga bagi masyarakat sekeliling
ataupun yang membutuhkan barang atau jasa yang dipasarkan tersebut.
Faktor Lingkungan Ekonomi Yang Mempengaruhi Bisnis
LINGKUNGAN BISNIS
Keberhasilan suatu perusahaan sebagian tergantung lingkungannya. Walaupun manger suatu perusahaan
tidak dapat mengendalikan lingkungan, mereka dapat cendereung membeuat
keputusan bisnis yang menguntungkan dari lingkungan atau yang menawarkan
proteksi yang menolak kondisi sebaliknya. Perusahaan akan dipengaruhi
oleh tiga lingkungan bisnisnya yaitu :
1. Lingkungan Ekonomi (Kondisi Ekonomi Makro)
2. Lingkungan Industri (Kondisi Ekonomi Mikro)
3. Lingkungan Global (Kondisi Ekonomi Internasional)
LINGKUNGAN EKONOMI
Lingkungan ekonomi adalah factor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan
pola pengeluaran konsumen. Suatu bangsa mempunyai tingkat dan distribusi
pendapatan yang sangat beragam. Sejumlah negara mempunyai ekonomi subsisten-negara mengkonsumsi hasil pertanian dan industrinya sendiri. Negara-negara menawarkan peluang pasar yang kecil. Ekonomi industry-menawarkan pasar yang kaya untuk berbagai jenis barang yang berbeda.
A. FAKTOR EKONOMI MAKRO YANG MEMPENGARUHI KINERJA BISNIS
Kondisi
ekonomi makro memberikan refleksi keseluruhan ekonomi dan dapat
mempengaruhi kinerja dan nilai bisnis. Kinerja kebanyakan bisnis sangat
tergantung pada tiga faktor ekonomi yaitu :
1. Pertumbuhan Ekonomi
2. Inflasi
3. Suku Bunga.
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi diinterfretasikan sebagai persentase dari perubahan PDB dari
suatu periode ke periode lainnya. Pertumbuhan ekonomi mendorong
penerimaan perusahaa, pertumbuhan ekonomi yang lambat mengakibatkan
permintaan barang dan jasa yang lambat, yang dapat mengurangi penerimaan
perusahaan
1. Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Terdapat
dua ukuran umum untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat total
produksi dari barang dan jasa dalam ekonomi (PDB) dan jumlah total
pengeluaran (Agregat Pengeluaran). Produk Domestuk Bruto (PDB) merupakan
nilai pasar total dari barang dan jasa final yang diproduksi dalam
negri, sedangkan Agregat Pengeluaran merupakan jumlah total pengeluaran
dalam ekonomi.
Indikator
alternati dari pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pengangguran.
Indikator ini yang bermacam-macam sebaiknya dimonitor karena dapat
memberikan indikasi perbaikan ekonomi. Empat tipe pengangguran yaitu :
a. Pengangguran Friksi, orang yang menganggur karena menunggu dari pekerjaan yang sau ke pekerjaan yang lain.
b. Pengangguran Siklis, orang yang menganggur karena kondisi ekonomi sedang buruk.
c. Pengangguran struktural, orang yang menganggur karena tidak mempunyai keterampilan yang cakap
d. Pengangguran musiman, orang yang jasanya tidak diperluka dalam bberapa waktu (musim).
Dari
keempat jenis pengangguran, tingkat pengangguran siklis mungkin sebgai
indikator terbaik dari kondisi ekonomi, apabila pertumbuhan ekonomi
tumbuh, bisnis akan mempekerjakan orang lebih banyak hingga pengangguran
menurun
Banyak
indikator lain dari pertumbuhan ekonomi seperti Indek Produk Industri,
Permulaan perumahan baru dan tingkat pendapatan indipidu.
2. Sentitivitas Perusahaan akan Pertumbuhan Ekonomi
Beberapa
perusahaan lebih sensitif daripada yang lain terhadap kondisi ekonomi
karena permintaan produk mereka juga lebih sensitif terhadap kondisi
tersebut. Misalkan permintaan produk pangan tidak begitu sensitif
terhadap kondisi ekonomi, karena orang masih membeli walaupun ekonominya
lemah, lain halnya dengan permintaan barang kebutuhan skunder dan
tersier.
2. Inflasi
Inflasi
adalah peningkatan tingkat hara umum dari barang dan jasa dalam periode
waktu tertentu. Inflasi dapat mempengarui biaya operasi perusahaan yang
menghasilkan produk karena naiknya biaya barang pasokan dan bahan baku.
Gaji juga dapat dipengaruhi tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang
tinggi akan mengakibatkan lebih tingginya biaya produksi perusahaan,
penerimaan perusahaan mungkin juga akan tinggi selama periode inflasi
tinggi karena banyak perusahaan membebankan kepada harga yang lebih
tingi sebagai konpensasi biaya mereka yang tinggi pula.
Terdapat dua tipe inflasi yaitu :
a. Cos-push Inflation, merupakan situasi apabila produk diberi harga lebih tinggi karena biaya yang dialami perusahaan juga besar.
b. Deman-pull Inflation, merupaka situasi ababila harga barang dan jasa tertarik naik karena permintaan konsumen yan kuat.
Pertumbuhan
ekonomi yang kuat dapat menekan upah maupun harga. Prtumbuhan ekonomi
yang kuat berarti pengangguran lebih sedikit jadi ekerja dapat
bernegosiasi untuk meminta upah lebih tinggi dan perusahaan cenderung
menaika harga produknya untuk menutup biaya yang lebih tinggi.
3. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga
mewakili biaya meminjam uang. Pelaku bisnis memonitor secara seksama
tingkat suku bunga karena mereka menentukan jumlah pengeluaran yang
harus ditanggung apabila meminjam uang.
Perubahan
dalam tingkat suku bunga di pasar dapat mempengaruhi pengeluaran biaya
bunga perusahaan karena bunga pinjaman yang diminta oleh bangk komersial
atau oleh kreditor lain untuk perusahaan adalah berdasarkan tingkat
suku bunga di pasar.
Karena
tingkat suku mempengaruhi biaya pendapatan beberapa proyek yang
dipandang layak dalam periode suku bunga rendah, mungkin akan tidak
layak dalam periode suku bunga tinggi. Maksudnya, proyek mungkin tidak
akan cukup mengembalikan biaya pendanaanya. Sebagai konsekwensi
perusahaan cenderung mengurangi tingkat ekspansi apabila suku bunga
tinggi.
Dampak Tingkat Suku Bunga Pada Nilai Perusahaan, pada
tingkat suku bunga rendah konsumen membeli produk dengan menggunakan
dana pinjaman dengan biaya bunga rendah, sehingga permintaan untuk
produk tersebut sangat kuat yang menimbulkan kinerja dan nilai
perusahaan meningkat secara subtansial (diukur dengan harga saham).